Jumat, 02 November 2012

Asal Usul Sungai Landak



Cerita rakyat dari Kalimantan Barat
Pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang petani dan istrinya di sebuah desa di pinggir hutan. Mereka hidup sederhana dan mereka ingin membantu orang lain, terutama yang berada dalam kesusahan.
Suatu malam, petani dan istrinya sedang beristirahat di rumah mereka. Petani itu duduk di samping istrinya yang sedang tertidur. Tiba-tiba, datanglah kelabang putih dari kepala istrinya. Petani itu terkejut. Dia kemudian mengikuti kelabang itu hingga mencapai kolam kecil yang tidak jauh dari rumah mereka.
Kelabang itu tiba-tiba menghilang. Petani pulang dan menemukan isterinya masih tidur nyenyak. Di pagi hari, sang isteri bercerita kepada suaminya tentang mimpi dia tadi malam. “Saya berjalan melalui lapangan yang luas, dan saya datang ke danau. Saya melihat landak raksasa di danau. Ia marah pada saya, jadi saya berlari keluar. “Setelah dia mendengar cerita mimpi  isterinya, petani itu kembali ke kolam kecil. Di kolam, dia melihat sesuatu yang sangat mengkilap. Dia datang ke barang yang mengkilap itu dan mengambil nya.
Ternyata itu adalah sebuah patung landak emas. Bentuknya sangat indah. Matanya dibuat dari berlian. Petani kemudian membawa patung itu ke dalam rumahnya.
Pada malam hari, sang petani pun bermimpi. Seekor landak raksasa datang kepadanya dan berkata, “Izinkanlah aku tinggal di rumah mu. Sebagai gantinya, aku akan memberikan semua yang engkau inginkan. Patung itu hanya cukup dibelai kepalanya lalu mengucapkan mantra.
Ada dua jenis mantra, yang pertama untuk memulai dan yang kedua adalah untuk menghentikan apa yang engkau inginkan. Sekarang hafalkanlah mantra ini. “
Pada hari berikutnya, sang petani bercerita kepada istrinya tentang mimpinya. Mereka benar-benar ingin membuktikan itu. Petani perlahan mengusap kepala patung landak itu. Ia mengucapkan mantra pertama lalu katanya, “aku minta beras”.
Tiba-tiba, beras itu datang dari mulut patung itu. Beras terus menerus keluar dari mulut nya. Petani pun segera membaca mantra kedua untuk menghentikannya. Beras kemudian berhenti keluar dari patung.
Petani dan istrinya kemudian mencobanya untuk hal-hal lain, mereka meminta perhiasan dan hal-hal lain yang mereka butuhkan. Mereka menjadi sangat kaya. Tapi mereka tetap ingin membantu orang lain. Banyak miskin datang kepada mereka untuk dibantu.
Sayangnya, ada seorang pencuri yang  menemukan tentang rahasia dari emas  patung landak itu. Ia berpura-pura sebagai orang miskin untuk meminta bantuan, tetapi kemudian dia mencuri patung itu dari rumah petani.
Sang pencuri kabur ke wilayah kecamatan Ngabang. Terjadilah ketika itu kekeringan di daerah tersebut. Karena sang pencuri ingin mendapat simpati dari masyarakat, maka ia berkata kepada mereka bahwa ia akan memberi mereka air. Pencuri itu  kemudian mengusap kepala patung landak itu dan mengucapkan mantra pertama.
Air pun keluar dari mulut patung. Semua orang sangat senang. Tetapi air terus menerus keluar. Sang pencuri rupanya tidak mengetahui mantra kedua untuk menghentikan apa yang diinginkannya. Orang-orang yang melihat kejadian itu benar-benar menjadi takut. Mereka berlari keluar untuk menghindari air tampaknya air itu mulai menjadi banjir yang sangat besar.
Sang pencuri juga ingin melarikan diri, tetapi ia tidak dapat memindahkan kakinya. Dalam penglihatannya, ada satu landak raksasa sedang memegang kedua kakinya. Air yang berasal dari patung itu terus mengalir dan perlahan-lahan akhirnya menjadi sebuah sungai.
Sang pencuri pun akhirnya tenggelam di sungai itu. Hingga kini, orang-orang menamai sungai itu dengan nama Sungai Landak .

INDONESIA SEBELUM TAHUN 1500



1.       Perdagangan Asia di ZamanKuno
Semenjak zaman purbakala Indonesia telah mempunyai perhubungan dagang dengan India dan Tiongkok. Pada zaman purbakala di Asia terdapat dua jalan perniagaan besar, yaitu yang melalui darat dan melalui laut.
Jalan darat disebut jalan sutera, mulai di Tiongkok, melalui Asia Tengah dan Turkestan sampai Laut Tengah sedang jalan ini berhubungan juga dengan jalan-jalan kafilah dari India. Perhubungan darat antara Tiongkok dan India dengan Eropa sudah terkenal semenjak tahun 500 sebelum masehi. Jalan darat ini adalah jalan yang paling tua.
                Jalan melalui laut ialah dari Tiongkok dan Indonesia, melalui Selat Malaka ke India : dari sini ada yang lalu ke Teluk Persia, melalui Syria ke Laut Tengah, ada yang ke Laut Merah, melalui Mesir dan sampai juga di Laut Tengah.
                Perhubungan laut antara Laut Merah, India dan Tiongkok ini barangkali mulai lazim dilalui dalam abad pertama sesudah Masehi. Coedes mengemukakan beberapa sebabnya, yaitu pertama di zaman itu permintaan barang-barang kemewahan dari Tiongkok sangat besar. Kaum moralis (para ahli kesusilaan) di Roma pada waktu itu berkeluh tentang kemewahan yang makin meningkat. Rupa-rupanya permintaan emas oleh India pada waktu itu berpindah ke daerah-daerah sebelah Timur nya, oleh karena Siberia yang tadinya menjadi sumber emas tidak dapat lagi mengirimkannya, sebab jalan-jalan kafilah disana rusak semua sebagai akibat perpindahan bangsa-bangsa secara besar-besaran. Ketiga : pelajaran India dan Tiongkok pada waktu itu sudah baik, berkat adanya kapal-kapal laut besar (yaitu djung-djung) yang bisa mengangkut 600 hingga 700 orang.  Djung-djung ini menyebabkan suatu revolusi dalam lapangan pelajaran pada waktu itu. Keempat : penyebaran agama Budha menghilangkan system kasta-kasta serta prasangka-prasangka kebangsaan yang tadinya menghalang-halangi perniagaan dengan bangsa asing. Dalam abad pertama ini telah cukuplah syarat-syarat ekonomi, teknis dan sosiologis yang perlu untuk mengembangkan perdagangan didaerah-daerah pantai Asia Selatan.
                  Mungkin perdagangan laut antara India, Tiongkok dan Indonesia telah dimulai dalam abad pertama sesudah Masehi, demikian pun juga perhubungan antara Indonesia dengan daerah-daerah dibarat melalui India. Diwaktu itu rempah-rempah, kayu wangi, kapur barus dan kemenyan dari Indonesia telah sampai di Indiadan di Kekaisaran Romawi. Juga pengaruh-pengaruh kebudayaan tersebar melalui jalan perdagangan ini. Pelaut-pelaut, saudagar dan emigrant dari India diikuti oleh pendeta-pendeta Hindu yang didatangkan oleh raja-raja Indonesia dan ditempatkan di ember-keraton mereka sebagai penasehat. Dengan demikian Hinduisme tersebar ke Timur, meliputi Asia Tenggara. Dalam abad kedua dan abad-abad selanjutnya pengaruh kebudayaan Hindu makin menjadi kuat, kadang-kadang meningkat tinggi dan kadang-kadang berkurang, dan bisa mempertahankan diri selama kurang lebih seribu tahun hingga kedatangan agama islam di India pada kurang lebih tahun 1200.
                Di Indonesia pengaruh Hindu yang paling kuat adalah di Pulau Jawa dan Bali. Pengaruh Hindu antara lain mengakibatkan adanya pendewaan raja-raja, bertambah besarnya perbedaan antara golongan masyarakat berdasarkan keagamaan, pembikinan candi-candi dan perkembangan bahasa serta kesusasteraan. Pada umumnya masyarakat mulai bercorak aristokratis. Perhubungan antara Indonesia dan India dapat dikatakan berlangsung secara damai, oleh karena India boleh dibilang tidak pernah mempunyai angkatan laut dan tak pernah mengejar kekuasaan dilaut. Perhubungan antara Indonesia dan Tiongkok boleh dibilang berlangsung secara damai.
                Pada zaman Kekaisaran Romawi, pada permulaan tahun Masehi, telah terdapat ember perhubungan perniagaan yang luas menghubungkan Asia Selatan dengan Laut Tengah. Eropa tadinya juga termasuk pada dunia perniagaan akan tetapi perhubungan dengan Eropa Barat lalu terputus akibat perpindahan bangsa-bangsa secara besar-besaran yang menyebabkan keruntuhan Kekaisaran Romawi Barat dalam abad ke-5 sesudah masehi, serbuan bangsa nomad dan penaklukan oleh tentara Islam. Peperangan ini menyebabkan seluruh Laut Tengah dikuasai oleh orang – orang Islam, sehingga Eropa Barat dari abad ke-7 hingga abad ke-11 terputus sama sekali perhubungan perniagaannya dengan Asia. Eropa lalu terasing, perdagangannya ember hilang seluruhnya dan ia kembali kepertanian.
                System peminjaman tanah (leenstelsel) mulai timbul. Kaum tani yang hidup didusun diwajibkan menyerahkan hasil bumi serta bekerja rodi untuk kaum bangsawan. Diwaktu itu Eropa sedang mengalami proses feodalisasi. Eropa Barat, di Kekaisaran Romawi Timur (Byzantium di Eropa Timur) dan dinegara kalifat Islam, serta di India dan Tiongkok, dunia perniagaannnya masih tetap. Kehidupan ekonomi dinegeri ini lebih tinggi derajatnya daripada di Eropa Barat dimasa raja Karel Akbar (tahun 800 sesudah masehi). Baru sejak abad ke-12 perdagangan dan lalu lintas di Eropa barat mulai hidup kembali.
                Sifat yang paling utama dari perdagangan Asia dizaman kuno adalah adanya dua golongan pedagang, yaitu pertama, golongan orang kaya, kaum hartawan, yang memasukkan uangnya dalam suatu usaha perdagangan secara isidentil, artinya untuk satu pesanan, misalnya untuk satu perjalanan saja. Kedua adalah golongan saudagar kelontong, golongan pedagang, keliling. Mereka disebut pedagang kelontong karena mereka ikut berkeliling dengan barang dagangan mereka.
                 Golongan pertama memberi uang kepada golongan kedua dan terdiri dari orang atau badan-badan. Golongan kedua yang terdiri dari saudagar kelontong, mereka berdagang keliling keluar negeri dan hanya membawa barang sedikit, cukup untuk diangkut sendiri. Barang-barang perdagangan mengelilingi setengah dunia, sehingga perdagangan bersifat perniagaan dunia. Tetapi saudagar-saudagar tadi tidak mengurus seluruh pengangkutan dari daerah produksi hingga didaerah konsumsi. Di India juga terdapat golongan saudagar kelontong yang menguasai perdagangan. Seringkali penguasa pemerintah disana mencampuri jalannya perdagangan dengan pemungutan bea dan mengadakan “paksaan menimbun barang”. Mereka juga memaksakan suatu hak beli utama terhadap barang-barang yang baru dating dari luar negeri. Saudagar ini kadang-kadang juga mengeksploitir pekerja tangan, system semacam ini disebut system Verlag, (Verlag berarti persekot, uang muka). Sejak dahulu kala yang sangat penting dalam perniagaan India adalah ekspor katun (kapas) dan kain-kain halus. Organisasi industri yang paling baik waktu itu ialah “system Verlag”.
                 Keadaan Mokka pada abad ke-17 yaitu suatu kota pelabuhan dinegeri Arab yang selalu disinggahi oleh kapal-kapal dagang. Dikota ini terdapat perdagangan barang-barang kelontong dan saudagar bangsa asing yang membawa istri dan anak-anaknya keperantauan. Perdagangan dikuasai oleh wali negeri di Mokka. Ia mempunyai hak beli utama dan mengadakan paksaan menimbun. Ada juga perdagangan penduduk Mokka terutama bersifat perdagangan kala. Kota Mokka abad ke-17 sangat menyerupai kota Makala pada tahun 1931, yaitu kota pelabuhan yang terpenting dari negeri Hadhramaut diArabia Selatan. Makala adalah suatu kesultanan pelabuhan yang daerahnya kecil dan terutama hidup dari perdagangan.
                Perdagangan dizaman kuno adalah suatu perdagangan internasional yang melalui pantai dan pelabuhan, maka perdagangan menurut Van Leur diibaratkan sebagai “benang emas halus disepanjang pantai”. Sejarah telah mengenal banyak macam kapitalisme. Bentuk pokok kapitalisme ada dua yaitu kapitalisme modern dan kapitalisme perdagangan. Dizaman kapitalisme perdagangan dahulu, capital tidak mempunyai peranan yang penting seperti sekarang, sedang permintaan dan penawaran belum bersifat missal seperti pada masa ini.


2.       Perdagangan Indonesia di Zaman Kuno
Van Leur berpendapat, bahwa perdaganganIndonesia dizaman kuno ini diselenggarakan oleh kedua golongan saudagar yaitu saudagar kelontong dibawah pengawasan raja dan kepala negeri. Salah satu kunci untuk memperoleh pengertian dalam seluk beluk perdagangan Asia dan Indonesia dizaman kuno ialah kedudukan raja-raja serta kepala negeri yang sangat penting. Perdagangan Indonesia sudah terkenal dari sejarah kuno, yaitu dari Sumatera Tengah abad kelima dan keenam dan dari kerajaan Melayu-Hindu Sriwijaya yag berkembang disekitar Palembang abad ketujuh hingga abad ke-14. Kekuasaan serta kekayaan kerajaan Sriwijaya disebabkan oleh perdagangan internasional melalui Selat Malaka, berhubungan dengan jalan raya perdagangan internasional dari Asia Timur ke Asia Barat dan Eropa yang sejak paling sedikit limabelas abad lamanya mempunyai arti penting dalam sejarah. Srijaya adalah pusat perdagangan penting yang pertama pada jalan raya ini kemudian diganti kota dan terakhir oleh “Batavia, Jakarta dan Singapura”. Kapal-kapal yang lewat diwajibkan Sriwijaya singgah dipelabuhannya, dengan demikian kerajaan mengadakan “paksaan menimbun barang”. Disamping Sriwijaya muncul Negara-negara Jawa terutama di Jawa Tengah dan Timur, tetapi struktur kerajaan ini lain dengan Sriwijaya. Titik beratnya tidak terletak dipantai melainkan didaerah pedalaman. Sejak dahulu kala penduduk pulau Sumatera sedikit dibandingkan dengan pulau Jawa. Di Indonesia sejak dahulukala, kekuasaan kenegaraan berada ditangan raja-raja dan kaum bangsawan. Perdagangan kelontong, dalam hubungan kenegaraan, tergantung dari raja-raja dan kaum bangsawan. Tahun 900 sesudah masehi terdapat perniagaan cengkih, buah pala dan kayu cendana. Dizaman kuno sudah ada perdagangan di Maluku dan Kepulauan Sunda Kecil yang menghasilkan barang-barang hasil bumi.
Di Jawa sejak abad ke-9, titik berat terletak di Jawa Timur. Abad ke-11, dibawah Raja Erlangga, diadakan persiapan untuk keperluan perdagangan laut:aliran hilir. Kali Brantas diperbaiki. Ada pedagang bangsa asing yang berdiam di Jawa, seperti bangsa Keling, Drawida, Singal, Pegu dan Camboja, India Selatan, Sailan, Birma dan Hindia Belakang. Ada tanda-tanda yang menyatakan bahwa Tuhan dalam abad ke-11 mempunyai perdagangan laut. Abad ke-12 kapal-kapal dagang Jawa dan Sumatera sampai di Annam (Hindia Belakang). Di Jawa pada masa itu telah terdapat peredaran uang yaitu uang emas dan perak. Tahun 1200 negeri-negeri diluar Tiongkok yang paling kaya adalah negeri Arab, Jawa dan Sumatera. Pada saat itu kerajaan Kediri telah mengalahkan kebesaran Sriwijaya. Kemunduran pengaruh Hindu ini menyebabkan sifat-sifat kejawaan bertambah kuat. Kebudayaan Hindu-Jawa sebelum tahun 1200 bertitik berat pada “kehinduan” sedang sesudah itu bertitik berat pada “kejawaan”. Kerajaan sesudah Kediri yaitu Kerajaan Singosari (1222-1291) dan Majapahit (1293 - +1500) yang terpokok adalah anasir kejawaan. Tahun 1154 perdagangan Sriwijaya dengan daerah Pantai Timur Afrika. Saudagar-saudagar Sumatera mengambil besi dari Sofala yang didagangkan terus ke India.
Akhir abad ke-13 pergulatan antara Sriwijaya dan Jawa Timur mengenai kekuasaan di Indonesia mulai berkobar. Tahun 1275 pamalayu dimulai, yaitu suatu ekspedisi perang dari Jawa Timur ke Sumatera dengan membawa panji-panji merah dan putih. Tahun 1286 sebuah Negara Melayu yaitu Negara takluk kerajaan Jawa kemudian mengalahkan kerajaan Sriwijaya. Tahun 1300 Sriwijaya kehilangan genting tanah Kra yang direbut oleh raja Siam. Tahun 1325 peranan sriwijaya sebagai suatu pusat internasional sudah berakhir. Tahun 1400 akhir riwayat kerajaan Sriwijaya yang mengharukan sesudah berdiri tujuh abad lamanya. Di Jawa Timur tahun 1300 muncul kerajaan majapahit yang melebarkan sayap kekuasaannya dengan cepat dan mencapai puncak kemegahan pada tahun 1365. Kerajaan Majapahittidak meliputi Kerajaan Pajajaran (+ 1300 - + 1500) diJawa barat dan Jawa Tengah bagian Selatan ditambah dengan semenanjung Malaka dan dikurangi dengan Sulawesi Utara.
Berabad-abad lamanya kota Tuban adlah pelabuhan yang terbesar di Jawa. Abad ke-15 muncullah kota Gresik dimana banyak orang Tionghoa yang kaya. Kota ini menjadi gudang besar rempah-rempah yang berasal dari Maluku. Kemudian perdagangan laut kota Surabaya dan Jepara menjadi penting terutama ekspor beras. Tahun 1440 agama islam sudah sampai diTernate. Sebelum tahun 1500 diMaluku sudah terdapat Negara islam kecil yang merdeka yaitu Jailoo, Tidore, Ternate dan Bajan. Menurut De Graaf, jatuhnya kerajan Majapahit tahun 1478 Masehi tidak disebabkan oleh Negara-negara islam didaerah pesisir melainkan oleh kerajaan Hindu lain yaitu daha Kediriyang melepaskan diri dari Majapahit. Menurut Vlekka, kemajuan perniagaan dalam abad ke-12 besar pengaruhnya terhadap perkembangan kerajaan Kediri menjadi Negara laut yang utama.
Agama islam bisa tersebar ke India dan Indonesia mengikuti jalannya perdagangan disebabkan propaganda para saudagar. Menurut B. Schrieke, perang salib yang mendesak kembali agama islam dari negeri-negeri Barat yang memperbaiki kembali perhubungan Eropa Barat dengan Dunia Timur, dan menyebabkan ramainya perdagangan di Asia malah membantu agama islam meluas kearah timur. Abad ke-12 – abad ke-15 perdagangan laut Indonesia meluas sedang perhubungan perniagaan dengan Eropa Barat melalui jalan perdagangan yeng kuno terselenggara kembali.

PENGERTIAN MOBILITAS SOSIAL




Bab. IV 
MOBILITAS SOSIAL 

  • Gerak sosial (Mobilitas sosial) adalah perubahan, pergeseran, peningkatan, ataupun penurunan status dan peran anggotanya. Mobilitas berasal dari bahasa latin mobilis yang berarti mudah dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Kata sosial yang ada pada istilah tersebut mengandung makna gerak yang melibatkan seseorang atau sekelompok warga dalam kelompok sosial. Jadi, mobilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau sekelompok orang dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain. Misalnya, seorang pensiunan pegawai rendahan salah satu departemen beralih pekerjaan menjadi seorang pengusaha dan berhasil dengan gemilang. 

Contoh lain, seorang anak pengusaha ingin mengikuti jejak ayahnya yang berhasil. Ia melakukan investasi di suatu bidang yang berbeda dengan ayahnya. Namun, ia gagal dan akhirnya jatuh miskin. Proses perpindahan posisi atau status sosial yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang dalam struktur sosial masyarakat inilah yang disebut gerak sosial atau mobilitas sosial (social mobility) Pengertian menurut Ahli : 

·  Paul B. Horton, mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya. • 
·  Kimball Young dan Raymond W. Mack, mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial mencakup sifat hubungan antara individu dalam kelompok dan hubungan antara individu dengan kelompoknya.


Dalam dunia modern, banyak orang berupaya melakukan mobilitas sosial. Mereka yakin bahwa hal tersebut akan membuat orang menjadi lebih bahagia dan memungkinkan mereka melakukan jenis pekerjaan yang peling cocok bagi diri mereka. Bila tingkat mobilitas sosial tinggi, meskipun latar belakang sosial berbeda. Mereka tetap dapat merasa mempunyai hak yang sama dalam mencapai kedudukan sosial yang lebih tinggi. Bila tingkat mobilitas sosial rendah, tentu saja kebanyakan orang akan terkukung dalam status nenek moyang mereka. Mereka hidup dalam kelas sosial tertutup. Mobilitas sosial lebih mudah terjadi pada masyarakat terbuka karena lebih memungkinkan untuk berpindah strata. Sebaliknya, pada masyarakat yang sifatnya tertutup kemungkinan untuk pindah strata lebih sulit. Contohnya, masyarakat feodal atau pada masyarakat yang menganut sistem kasta. Pada masyarakat yang menganut sistem kasta, bila seseorang lahir dari kasta yang paling rendah untuk selamanya ia tetap berada pada kasta yang rendah. Dia tidak mungkin dapat pindah ke kasta yang lebih tinggi, meskipun ia memiliki kemampuan atau keahlian. Karena yang menjadi kriteria stratifikasi adalah keturunan. Dengan demikian, tidak terjadi gerak sosial dari strata satu ke strata lain yang lebih tinggi.
B. Bentuk-bentuk mobilitas sosial 

Dilihat dari arah pergerakannya terdapat dua bentuk mobilitas sosial , yaitu mobilitas sosial vertikal dan mobilitas sosial horizontal. Mobilitas social vertical dapat dibedakan lagi menjadi social sinking dan social climbing. Sedangkan mobilitas horizontal dibedakan menjadi mobilitas social antarwilayah (geografis) dan mobilitas antargenerasi.


1. Mobilitas vertikal
Mobilitas Vertika : adalah perpindahan status sosial yang dialami seseorang atau sekelompok orang pada lapisan sosial yang berbeda. Mobilitas vertikal mempunyai dua bentuk yang utama :
  • Mobilitas vertikal keatas
  • Mobilitas vertikal ke bawah
Sosial climbing adalah mobilitas yang terjadi karena adanya peningkatan status atau kedudukan seseorang
Sosial climbing memiliki dua bentuk, yaitu :
  • Naiknya orang-orang berstatus sosial rendah ke status sosial yang lebih tinggi, dimana status itu telah tersedia. Contoh: A adalah seorang guru sejarah di salah satu SMA. Karena memenuhi persyaratan, ia diangkat menjadi kepala sekolah. 
  • Terbentuknya suatu kelompok baru yang lebih tinggi dari pada lapisan sosial yang sudah ada. Contoh: Pembentukan organisasi baru memungkinkan seseorang untuk menjadi ketua dari organisasi baru tersebut, sehingga status sosialnya naik. 
Adapun penyebab sosial climbing adalah sebagai berikut :
  •  Melakukan peningkatan prestasi kerja 
  • Menggantikan kedudukan yang kosong akibat adanya proses peralihan generasi
B. Mobilitas vertikal ke bawah (Social sinking
Sosial sinking merupakan proses penurunan status atau kedudukan seseorang. Proses sosial sinking sering kali menimbulkan gejolak psikis bagi seseorang karena ada perubahan pada hak dan kewajibannya.

Social sinking dibedakan menjadi dua bentuk :
  •  Turun nya kedudukan seseorang ke kedudukan lebih rendah. Contoh: seorang prajurit dipecat karena melakukan tidakan pelanggaran berat ketika melaksanakan tugasnya. 
  • Tidak dihargainya lagi suatu kedudukan sebagai lapisan sosial. Contoh Tim Juventus terdegradasi ke seri B. 
Penyebab sosial sinking adalah sebagai berikut.:
  •  Berhalangan tetap atau sementara.
  •  Memasuki masa pensiun. 
  • Berbuat kesalahan fatal yang menyebabkan diturunkan atau di pecat dari jabatannya. 
2. Mobilitas horizontal 
Mobilitas Horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang dalam lapisan sosial yang sama. Dengan kata lain mobilitas horisontal merupakan peralihan individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat.

Ciri utama mobilitas horizontal adalah tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang dalam mobilitas sosialnya.
  • Contoh: Pak Amir seorang warga negara Amerika Serikat, mengganti kewarganegaraannya dengan kewarganegaraan Indonesia, dalam hal ini mobilitas sosial Pak Amir disebut dengan Mobilitas sosial horizontal karena gerak sosial yang dilakukan Pak Amir tidak merubah status sosialnya. 
Mobilitas social horizontal dibedakan dua bentuk :
  • Mobilitas social antar wilayah/ geografis Gerak sosial ini adalah perpindahan individu atau kelompok dari satu daerah ke daerah lain seperti transmigrasi, urbanisasi, dan migrasi.Cara untuk melakukan mobilitas sosial 
  • Mobilitas antargenerasi Mobilitas antargenerasi secara umum berarti mobilitas dua generasi atau lebih, misalnya generasi ayah-ibu, generasi anak, generasi cucu, dan seterusnya. Mobilitas ini ditandai dengan perkembangan taraf hidup, baik naik atau turun dalam suatu generasi. Penekanannya bukan pada perkembangan keturunan itu sendiri, melainkan pada perpindahan status sosial suatu generasi ke generasi lainnya. Contoh: Pak Parjo adalah seorang tukang becak. Ia hanya menamatkan pendidikannya hingga sekolah dasar, tetapi ia berhasil mendidik anaknya menjadi seorang pengacara. Contoh ini menunjukkan telah terjadi mobilitas vertikal antargenerasi. 
Mobilitas antargenerasi dibedakan menjadi dua, yaitu mobilitas intragenerasi dan mobilitas intergenerasi.
  • Mobilitas intragenerasi adalah  mobilitas yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang dalam satu generasi yang sama. Contoh: Pak Darjo awalnya adalah seorang buruh. Namun, karena ketekunannya dalam bekerja dan mungkin juga keberuntungan, ia kemudian memiliki unit usaha sendiri yang akhirnya semakin besar. Contoh lain, Pak Bagyo memiliki dua orang anak, yang pertama bernama Endra bekerja sebagai tukang becak, dan Anak ke-2, bernama Ricky, yang pada awalnya juga sebagai tukang becak. Namun, Ricky lebih beruntung daripada kakaknya, karena ia dapat mengubah statusnya dari tukang becak menjadi seorang pengusaha. Sementara Endra tetap menjadi tukang becak. Perbedaan status sosial antara Endra dengan adiknya ini juga dapat disebut sebagai mobilitas intragenerasi. 
  • Mobilitas Intergenerasi adalah perpindahan status atau kedudukan yang terjadi diantara beberapa generasi. 
Mobilitas intergenerasi dibedakan menjadi dua yaitu:
  • Mobilitas intergenerasi naik 
  • Mobilitas intergenerasi turun Contoh : Kakeknya seorang bupati, bapaknya seorang camat dan anaknya sebagai kepala desa.(intergenerasi turun) 
C. Hubungan Struktur Sosial dan Mobilitas Sosial 

Seperti yang dijelaskan diatas bahwa mobilitas sosial merupakan perpindahan status ataukedudukan dari satu lapisan ke lapisan yanhg lain. Perpindahan tersebut terjadi dalam suatu struktur sosialyang berdimensi vertikal, artinya mudah-tidak nya seseorang melakukan mobilitas sosial tergantung dari struktur sosial masyarakatnya.

1. Mobilitas sosial dalam sistem stratifikasi sosial terbuka

Masyarakat yang memiliki sistem stratifikasi sosial terbuka memberi kesempatan pada para anggotanya untuk melakukan mobilitas sosial vertikal yang terjadi dapat berupa sosial climbing ataupun sinking. Dalam sistem stratifikasi soaial yang terbuka memungkinkan setiap anggota masyarakat bersikap aktif dan kreatif dalam melakukan perubahan-perubahab untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya
Prinsip umum mobilitas sosial dalam masyarakat yang menganut stratifikasi terbuka adalah sebagai berikut:
  • Tidak ada satu pun masyarakat yang mutlak tertutup terhadap mobilitas sosial vertikal 
  • Seterbuka apapun suatu masyarakat terhadap mobilitas sosial, terkadang tetap ada hambatan-hambatan. 
  • Setiap masayarakat pasti memiliki tipe mobilitas sosial vertikal sendiri, tidak ada tipe yang berlaku umum bagi setiap masyarakat. 
  • Laju mobilitas sosial disebabkan oleh faktor ekonomi, politik, dan pekerjaan yang berbeda-beda. 
  • Mobilitas sosial yang disebabkan oleh faktor ekonomi, politik, dan pekerjaan, tidak menunjukkan adanya kecenderungan yang kontinu tentang bertambah atau berkurang laju mobilitas sosial.
2. Mobilitas Sosial dalam Sistem Stratifikasi Sosial yang Tertutup 

Pada masyarakat yang menganut sistem stratifikasi sosial tertutup kemungkinan terjadinya mobilitas sosial vertikal sangat kecil. Hal ini terjadi karena masyarakatnya lebih mengutamakan nilai-nilai tradisional. Contohnya, masyarakat suku Badui Dalam. Mereka lebih memilih menjaga nilai-nilai tradisional dan menolak adanya perubahan. Dari uraian diatas, jelas terdapat hubungan antara mobilitas sosial yang terjadi pada seseorang atau sekelompok orang dengan struktur sosial masyarakat tempat seseorang atau sekelompok orang tersebut berada.
Secara umum, cara orang untuk dapat melakukan mobilitas sosial ke atas adalah sebagai berikut :
  • Perubahan standar hidup Kenaikan penghasilan tidak menaikan status secara otomatis, melainkan akan mereflesikan suatu standar hidup yang lebih tinggi. Ini akan mempengaruhi peningkatan status. Contoh: Seorang pegawai rendahan, karena keberhasilan dan prestasinya diberikan kenaikan pangkat menjadi Menejer, sehingga tingkat pendapatannya naik. Status sosialnya di masyarakat tidak dapat dikatakan naik apabila ia tidak merubah standar hidupnya, misalnya jika dia memutuskan untuk tetap hidup sederhana seperti ketika ia menjadi pegawai rendahan. 
  • Perkawinan Untuk meningkatkan status sosial yang lebih tinggi dapat dilakukan melalui perkawinan. Contoh: Seseorang wanita yang berasal dari keluarga sangat sederhana menikah dengan laki-laki dari keluarga kaya dan terpandang di masyarakatnya. Perkawinan ini dapat menaikan status si wanita tersebut. 
  • Perubahan tempat tinggal Untuk meningkatkan status sosial, seseorang dapat berpindah tempat tinggal dari tempat tinggal yang lama ke tempat tinggal yang baru. Atau dengan cara merekonstruksi tempat tinggalnya yang lama menjadi lebih megah, indah, dan mewah. Secara otomatis, seseorang yang memiliki tempat tinggal mewah akan disebut sebagai orang kaya oleh masyarakat, hal ini menunjukkan terjadinya gerak sosial ke atas. 
  •  
D. Faktor-faktor Pendorong dan Penghambat Mobilitas Sosial 

Faktor Pendorong Mobilitas Sosial : 
A. Faktor Struktural
Faktor struktural adalah jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus diisi serta kemudahan untuk memperolehnya. Adapun yang termasuk dalam cakupan faktor struktural adalah sebagai berikut :
  •  Struktur Pekerjaan Disetiap masyarakat terdapat beberapa kedudukan tinggi dan rendah yang harus diisi oleh anggota masyarakat yang bersangkutan 
  •  Perbedaan Fertilitas Setiap masyarakat memiliki tingkat ferilitas (kelahiran) yang berbeda-beda. Tingkat fertilitas akan berhubungan erat dengan jumlah jenis pekerjaan yang mempunyai kedudukan tinggi atau rendah 
  •  Ekonomi Ganda Suatu negara mungkin saja menerapka sistem ekonomi ganda (tradisional dan modern), contoh nya di negara-negara Eropa barat dan Amerika. Hal itu tentu akan berdampak pada jumlah pekerjaan, baik yang bersetatus tinggi naupun rendah. 
B. Faktor Individu Faktor individu
adalah kualitas seseorang , baik ditinjau dari segi tingkat pendidikan, penampilan, maupun keterampilan pribadi. Faktor Individu meliputi :
  • Perbedaan Kemampauan Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Mereka yang cakap mempunyai kesempatan dalam mobilitas sosial. 
  • Orientasi Sikap terhadap mobilitas Banyak cara yang di lakukan oleh para individu dalam meningkatka prospek mobilitas sosialnya, antara lain melalui pedidikan, kebiasaan kerja, penundaan kesenangan, dan memperbaiki diri.
  • Faktor kemujuran Walaupun seseorang telah berusaha keras dalam mencapai tujuannya, tetapi kadang kala mengalami kegagalan. 
  •  
C. Status Sosial
Setiap manusia dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki oleh orang tuanya, karena ketika ia dilahirkan tidak ada satu manusia pun yang memiliki statusnya sendiri. Apabila ia tidak puas dengan kedudukan yang diwariskan oleh orang tuanya, ia dapat mencari kedudukannya sendiri dilapisan sosial yang lebih tinggi.

D. Keadaan Ekonomi 
Keadaan ekonomi dapat menjadi pendorong terjadinya mobilitas sosial. Orang yang hidup dalam keadaan ekonomi yang serba kekurangan, misalnya daerah tempat tinggal nya tandus dan kekurangan SDA, kemudian berpindah tempat ke tempat yang lain atau ke kota besar. Secara sosiologis mereka dikatakan mengalami mobilitas

E.Situasi Politik 
Situasi Politik dapat menyebabkan terjadinya mobilitas sosial suatu masyarakat dalam sebuah negara. Keadaan negara yang tidak menentu akan mempengaruhi situasi keamanan yang bisa mengakibatkan terjadinya mobilitas manusia ke daerah yang lebih aman.

F. Kependudukan (Demografi)
Faktor kependudukan biasanya menyebabkan mobilitas dalam arti geografik. Di satu pihak, pertambahan jumlah penduduk yang pesa mengakibatkan sempitnya tempat permukiman, dan di pihak lain kemiskinan yang semakin merajalela. Keadaan demikian yang membuat sebagian warga masyarakat mencari tempat kediaman lain.

G. Keingina Melihat Daerah Lain 
Adanya keingina melihat daerah lain mendorong masyarakat untuk melangsungkan mobilitas geografik dari satu tempat ke tempat yang lain.

H. Perubahan kondisi sosial 
Struktur kasta dan kelas dapat berubah dengan sendirinya karena adanya perubahan dari dalam dan dari luar masyarakat. Misalnya, kemajuan teknologi membuka kemungkinan timbulnya mobilitas ke atas. Perubahan ideologi dapat menimbilkan stratifikasi baru.

I. Ekspansi teritorial dan gerak populasi 
Ekspansi teritorial dan perpindahan penduduk yang cepat membuktikan cirti fleksibilitas struktur stratifikasi dan mobilitas sosial. Misalnya, perkembangan kota, transmigrasi, bertambah dan berkurangnya penduduk.

J.Komunikasi yang bebas 
Situasi-situasi yang membatasi komunikasi antarstrata yang beraneka ragam memperkokoh garis pembatas di antara strata yang ada dalam pertukaran pengetahuan dan pengalaman di antara mereka dan akan mengahalangi mobilitas sosial. Sebaliknya, pendidikan dan komunikasi yang bebas sertea efektif akan memudarkan semua batas garis dari strata sosial uang ada dan merangsang mobilitas sekaligus menerobos rintangan yang menghadang.

K. Pembagian kerja
Besarnya kemungkinan bagi terjadinya mobilitas dipengaruhi oleh tingkat pembagian kerja yang ada. Jika tingkat pembagian kerja tinggi dan sangat dispeliasisasikan, maka mobilitas akan menjadi lemah dan menyulitkan orang bergerak dari satu strata ke strata yang lain karena spesialisasi pekerjaan nmenuntut keterampilan khusus. Kondisi ini memacu anggota masyarakatnya untuk lebih kuat berusaha agar dapat menempati status tersebut.

L. Kemudahan dalam akses pendidikan 
Jika pendidikan berkualitas mudah didapat, tentu mempermudah orang untuk melakukan pergerakan/mobilitas dengan berbekal ilmu yang diperoleh saat menjadi peserta didik. Sebaliknya, kesulitan dalam mengakses pendidikan yang bermutu, menjadikan orang yang tak menjalani pendidikan yang bagus, kesulitan untuk mengubah status, akibat dari kurangnya pengetahuan.

Faktor penghambat mobilitas sosial
Ada beberapa faktor penting yang justru menghambat mobilitas sosial. Faktor-faktor penghambat itu antara lain sebagai berikut :
  • Kemiskinan Faktor ekonomi dapat membatasi mobilitas sosial. Bagi masyarakat miskin, mencapai status sosial tertentu merupakan hal sangat sulit 
  • Diskriminasi Kelas Sistem kelas terturup dapat menghalangi mobilitas ke atas, terbukti denga adanya pembatasab keanggotaan suatu orgnisasi tertentu dengan berbagai syarat dan ketentuan. seperti yang terjadi di Afrika Selatan di masa lalu, dimana ras berkulit putih berkuasa dan tidak memberi kesempatan kepada mereka yang berkulit hitam untuk dapat duduk bersama-sama di pemerintahan sebagai penguasa. Sistem ini disebut Apharteid dan dianggap berakhir ketika Nelson Mandela, seorang kulit hitam, terpilih menjadi presiden Afrika Selatan 
  • Perbedaan Ras dan Agama Dalam sistem kelas tertutup dapat memungkinkan terjadinya mobilitas vertikal ke atas. Dalam agama tidak dibenarka seseorang dengan sebebas-bebasnya dan sekehendak hatinya berpindah-pindah agama sesuai keinginannya. 
  • Perbedaan jenis kelamin (Gender) Dalam masyarakat, pria di pandang lebih tinggi derajatnya dan cenderung menjadi lebih mobil daripada wanita. Perbedaan ini mempengaruh dala mencapai prestasi, kekuasaan, status sosial, dan kesempatan-kesempatan dalam masyarakat. 
  • Faktor Pengaruh Sosialisasi yang Sangat kuat Sosialisasi yang sangat atau terlampau kuat dalam suatu masyarakat dapat menghambat proses mobilitas sosial. Terutama berkaitan dengan nilai-nilai dan adat yang berlaku. 
  • Perbedaan Kepentingan Adanya perbedaan kepentingan antarindividu dalam sutu struktur organisasi menyebabkan masing-masing individu saling bersaing untuk memperebutkan sesuatu. 
  •  
E. Saluran-Saluran Mobilitas Sosial 
  1. Angkatan Bersenjata Seseorang yang tergabung dalam angkatan bersenjata biasabya ikut berjasa dalam membela nusa dan bangsa sehingga dengan jasa tersebut ia mendapat sejumlah penghargaan dan naik pangkat.
  2. Pendidikan Pendidikan, baik formal maupun nonformal merupakan saluran untuk mobilitas vertikal yang sering digunakan, karena melalui pendidikan orang dapat mengubah statusnya. Lembaga-lembaga pendidikan pada umumnya merupakan saluran yang konkret dari mobilitas vertikal ke atas, bahkan dianggap sebagai social elevator (perangkat) yang bergerak dari kedudukan yang rendah ke kedudukan yang lebih tinggi. Pendidikan memberikan kesempatan pada setiap orang untuk mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi. Contoh: Seorang anak dari keluarga miskin mengenyam sekolah sampai jenjang yang tinggi. Setelah lulus ia memiliki pengetahuan dagang dan menggunakan pengetahuannya itu untuk berusaha, sehingga ia berhasil menjadi pedagang yang kaya, yang secara otomatis telah meningkatkan status sosialnya 
  3. Organisasi Politik Seorang angota parpol yang profesional dan punya dedikasi yang tinggi kemungkinan besar akan cepat mendapatkan status dalam partainya. Dan mungkin bisa menjadi anggota dewan legislatif atau eksekutif 
  4. Lembaga Keagamaan Lembaga ini merupakan salah satu saluran mobilitas vertikal, meskipun setiap agama menganggap bahwa setiap orang mempunyai kedudukan yang sederajat 
  5. Organisasi Ekonomi Organisasi ini, baik yang bergerak dalam bidang perusahan maupun jasa umumnya memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi seseorang untuk mencapai mobilitas vertikal. 
  6. Organisasi Profesi Organisasi profesi lainnya yang dapat dijadikan sebagai saluran mobilitas vertikal, antara lain ikatan 
  7. Perkawinan Melauli perkawinan seseorang dapat menaikkan statusnya. Misalnya,seseorang wanita yang berasal dari keluarga biasa saja menikah dengan pria berstatus sosial ekonominya lebih tinggi. Hal ini menyebabkan naiknya status sosial nya sang wanita 
  8. Organisasi keolahragaan Melalui organisasi keolahragaan, seseorang dapat meningkatkan status nya ke strata yang lebih tinggi 
Cara umum memperoleh status
Secara umum terdapat dua cara yang dapat digunakan untuk memperoleh status social, yaitu melalui askripsi dan melalui prestasi 
  • Askripsi, yaitu cara memperoleh kedudukan melalui kelahiran, contohnya system kasta dan gelar kebangsawanan
  • Prestasi, yaitu cara memperoleh status atau kedudukan dengan usaha sendiri. 

Cara khusus untuk menaikan status :
  • Perubahan tingkah laku Untuk mendapatkan status sosial yang tinggi, orang berusaha menaikkan status sosialnya dan mempraktekkan bentuk-bentuk tingkah laku kelas yang lebih tinggi yang diaspirasikan sebagai kelasnya. Bukan hanya tingkah laku, tetapi juga pakaian, ucapan, minat, dan sebagainya. Dia merasa dituntut untuk mengkaitkan diri dengan kelas yang diinginkannya. Contoh: agar penampilannya meyakinkan dan dianggap sebagai orang dari golongan lapisan kelas atas, ia selalu mengenakan pakaian yang bagus-bagus. Jika bertemu dengan kelompoknya, dia berbicara dengan menyelipkan istilah-istilah asing. 
  • Perubahan nama Dalam suatu masyarakat, sebuah nama diidentifikasikan pada posisi sosial tertentu. Gerak ke atas dapat dilaksanakan dengan mengubah nama yang menunjukkan posisi sosial yang lebih tinggi. Contoh: Di kalangan masyarakat feodal Jawa, seseorang yang memiliki status sebagai orang kebanyakan mendapat sebutan "kang" di depan nama aslinya. Setelah diangkat sebagai pengawas pamong praja sebutan dan namanya berubah sesau dengan kedudukannya yang baru seperti "Raden"
  • Perubahan tempat tinggal Untuk meningkatkan status sosial, seseorang dapat berpindah tempat tinggal dari tempat tinggal yang lama ke tempat tinggal yang baru. Atau dengan cara merekonstruksi tempat tinggalnya yang lama menjadi lebih megah, indah, dan mewah. Secara otomatis, seseorang yang memiliki tempat tinggal mewah akan disebut sebagai orang kaya oleh masyarakat, hal ini menunjukkan terjadinya gerak sosial ke atas.
  • Perubahan standar hidup Kenaikan penghasilan tidak menaikan status secara otomatis, melainkan akan mereflesikan suatu standar hidup yang lebih tinggi. Ini akan mempengaruhi peningkatan status. Contoh: Seorang pegawai rendahan, karena keberhasilan dan prestasinya diberikan kenaikan pangkat menjadi Menejer, sehingga tingkat pendapatannya naik. Status sosialnya di masyarakat tidak dapat dikatakan naik apabila ia tidak merubah standar hidupnya, misalnya jika dia memutuskan untuk tetap hidup sederhana seperti ketika ia menjadi pegawai rendahan. 
  • Bergabung dengan organisasi tertentu Untuk meningkatkan statusnya seseorang dapat bergabung dengan organisasi tertentu , sebagai contoh bergabung dengan organisasi yang berkelas.

G. Dampak Mobilitas Sosial 

Setiap mobilitas sosial akan menimbul kan peluang terjadinya penyesuaian-penyesuaian atau sebalik nya akan menimbulkan konflik.
Menurut Horton dan Hunt (1987), ada beberapa konsekuensi negatif dari adanya mobilitas sosial vertikal, di antara nya:
  1. Adanya kecemasan akan terjadi penurunan status bila terjadi mobilitas menurun.
  2. Timbulnya ketegangan dalam mempelajari peran baru dari status jabatan yang meningkat.
  3. Keterangan hubungan anatar anggota kelompok primer, yang semula karena seseorang berpindah ke status yang lebih tinggi atau ke status yang lebih rendah. 
Adapun dampak mobilitas sosial bagi masyarakat, baik yang bersifat positif maupun negatif antara lain sebagai berikut.
  • Dampak Positif :
  1. Mendorong Seseorang untuk lebih maju Terbukanya kesempatan untuk pindah dari strata ke strata yang lain menimbulkan motivasi yang tinggi pada diri seseorang untuk maju dalam berprestasi agar memperoleh status yang lebih tinggi. 
  2. Mempercepat Tingkat Perubahan Sosial Masyarakat ke Arah yang Lebih Baik Mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik. Contoh: Indonesia yang sedang mengalami perubahan dari masyarakat agraris ke masyarakat industri. Perubahan ini akan lebih cepat terjadi jika didukung oleh sumber daya yang memiliki kualitas. Kondisi ini perlu didukung dengan peningkatan dalam bidang pendidikan.
  3. Meningkatkan Intergrasi Sosial Terjadi nya mobilitas sosial dalam suatu masyarakat dapat meningkatkan integrasi sosial.misalnya, ia akan menyesuaikan diri dengan gaya hidup, nilai-nilai dan norma-norma yang di anut oleh kelompok orang dengan status sosial yang baru sehingga tercipta intergrasi soaial. 
  • Dampak Negatif :
  1. Timbulnya Konflik Konflik yang ditimbulkan oleh mobilitas sosial dapat dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu sebagai berikut. : 1) Konflik Antarkelas Dalam masyarakat terdapat lapisan-lapisan. Kelompok dalam lapisan tersebut disebut kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan kepentingan antarkelas sosial, maka bisa memicu terjadinya konflik antar kelas. 2) Konflik Antarkelompok sosial Konflik yang menyangkut antara kelompok satu dengan kelompok yang lainnya. Konflik ini dapat berupa: a. Konflik antara kelompok sosial yang masih tradisional dengan kelompok sosial yang modern b. Proses suatu kelompok sosial tertentu terhadap kelompok sosial yang lain yang memiliki wewenang 3) Konflik Antargenerasi Konflik yang terjadi karena adanya benturan nilai dan kepentingan antara generasi yang satu dengan generasi yang lain dalam mempertahankan nilai-nilai denga nilai-nilai baru yang ingin mengadakan perubahan.
  2. Berkurangnya Solidaritas Kelompok Penyesuaian diri dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam kelas sosial yang baru merupakan langkah yang diambil oleh seseorang yamg mengalami mobilitas, baik vertikal maupun horizontal. Hal ini dilakukan agar mereka bisa diterima dalam kelas sosial yang baru dan mampu menjalankan fungsi-fungsinya 
  3. Timbulnya Gangguan Psikologis Mobilitas sosial dapat pula mempengaruhi kondisi psikologis seseorang, antara lain sebagai berikut. :

·  Menimbulkan ketakutan dan kegelisahan pada seseorang yang mengalami mobilitas menurun.
·  Adanya gangguan psikologis bila seseorang turun dari jabatannya
·  Mengalami frustasi atau putus asa dan malu bagi orang-orang yang ingin naik ke lapisan atas, tetapi tidak dapat mencapainya.

 http://www.facebook.com/ichint.oyee