Jumat, 02 November 2012

INDONESIA SEBELUM TAHUN 1500



1.       Perdagangan Asia di ZamanKuno
Semenjak zaman purbakala Indonesia telah mempunyai perhubungan dagang dengan India dan Tiongkok. Pada zaman purbakala di Asia terdapat dua jalan perniagaan besar, yaitu yang melalui darat dan melalui laut.
Jalan darat disebut jalan sutera, mulai di Tiongkok, melalui Asia Tengah dan Turkestan sampai Laut Tengah sedang jalan ini berhubungan juga dengan jalan-jalan kafilah dari India. Perhubungan darat antara Tiongkok dan India dengan Eropa sudah terkenal semenjak tahun 500 sebelum masehi. Jalan darat ini adalah jalan yang paling tua.
                Jalan melalui laut ialah dari Tiongkok dan Indonesia, melalui Selat Malaka ke India : dari sini ada yang lalu ke Teluk Persia, melalui Syria ke Laut Tengah, ada yang ke Laut Merah, melalui Mesir dan sampai juga di Laut Tengah.
                Perhubungan laut antara Laut Merah, India dan Tiongkok ini barangkali mulai lazim dilalui dalam abad pertama sesudah Masehi. Coedes mengemukakan beberapa sebabnya, yaitu pertama di zaman itu permintaan barang-barang kemewahan dari Tiongkok sangat besar. Kaum moralis (para ahli kesusilaan) di Roma pada waktu itu berkeluh tentang kemewahan yang makin meningkat. Rupa-rupanya permintaan emas oleh India pada waktu itu berpindah ke daerah-daerah sebelah Timur nya, oleh karena Siberia yang tadinya menjadi sumber emas tidak dapat lagi mengirimkannya, sebab jalan-jalan kafilah disana rusak semua sebagai akibat perpindahan bangsa-bangsa secara besar-besaran. Ketiga : pelajaran India dan Tiongkok pada waktu itu sudah baik, berkat adanya kapal-kapal laut besar (yaitu djung-djung) yang bisa mengangkut 600 hingga 700 orang.  Djung-djung ini menyebabkan suatu revolusi dalam lapangan pelajaran pada waktu itu. Keempat : penyebaran agama Budha menghilangkan system kasta-kasta serta prasangka-prasangka kebangsaan yang tadinya menghalang-halangi perniagaan dengan bangsa asing. Dalam abad pertama ini telah cukuplah syarat-syarat ekonomi, teknis dan sosiologis yang perlu untuk mengembangkan perdagangan didaerah-daerah pantai Asia Selatan.
                  Mungkin perdagangan laut antara India, Tiongkok dan Indonesia telah dimulai dalam abad pertama sesudah Masehi, demikian pun juga perhubungan antara Indonesia dengan daerah-daerah dibarat melalui India. Diwaktu itu rempah-rempah, kayu wangi, kapur barus dan kemenyan dari Indonesia telah sampai di Indiadan di Kekaisaran Romawi. Juga pengaruh-pengaruh kebudayaan tersebar melalui jalan perdagangan ini. Pelaut-pelaut, saudagar dan emigrant dari India diikuti oleh pendeta-pendeta Hindu yang didatangkan oleh raja-raja Indonesia dan ditempatkan di ember-keraton mereka sebagai penasehat. Dengan demikian Hinduisme tersebar ke Timur, meliputi Asia Tenggara. Dalam abad kedua dan abad-abad selanjutnya pengaruh kebudayaan Hindu makin menjadi kuat, kadang-kadang meningkat tinggi dan kadang-kadang berkurang, dan bisa mempertahankan diri selama kurang lebih seribu tahun hingga kedatangan agama islam di India pada kurang lebih tahun 1200.
                Di Indonesia pengaruh Hindu yang paling kuat adalah di Pulau Jawa dan Bali. Pengaruh Hindu antara lain mengakibatkan adanya pendewaan raja-raja, bertambah besarnya perbedaan antara golongan masyarakat berdasarkan keagamaan, pembikinan candi-candi dan perkembangan bahasa serta kesusasteraan. Pada umumnya masyarakat mulai bercorak aristokratis. Perhubungan antara Indonesia dan India dapat dikatakan berlangsung secara damai, oleh karena India boleh dibilang tidak pernah mempunyai angkatan laut dan tak pernah mengejar kekuasaan dilaut. Perhubungan antara Indonesia dan Tiongkok boleh dibilang berlangsung secara damai.
                Pada zaman Kekaisaran Romawi, pada permulaan tahun Masehi, telah terdapat ember perhubungan perniagaan yang luas menghubungkan Asia Selatan dengan Laut Tengah. Eropa tadinya juga termasuk pada dunia perniagaan akan tetapi perhubungan dengan Eropa Barat lalu terputus akibat perpindahan bangsa-bangsa secara besar-besaran yang menyebabkan keruntuhan Kekaisaran Romawi Barat dalam abad ke-5 sesudah masehi, serbuan bangsa nomad dan penaklukan oleh tentara Islam. Peperangan ini menyebabkan seluruh Laut Tengah dikuasai oleh orang – orang Islam, sehingga Eropa Barat dari abad ke-7 hingga abad ke-11 terputus sama sekali perhubungan perniagaannya dengan Asia. Eropa lalu terasing, perdagangannya ember hilang seluruhnya dan ia kembali kepertanian.
                System peminjaman tanah (leenstelsel) mulai timbul. Kaum tani yang hidup didusun diwajibkan menyerahkan hasil bumi serta bekerja rodi untuk kaum bangsawan. Diwaktu itu Eropa sedang mengalami proses feodalisasi. Eropa Barat, di Kekaisaran Romawi Timur (Byzantium di Eropa Timur) dan dinegara kalifat Islam, serta di India dan Tiongkok, dunia perniagaannnya masih tetap. Kehidupan ekonomi dinegeri ini lebih tinggi derajatnya daripada di Eropa Barat dimasa raja Karel Akbar (tahun 800 sesudah masehi). Baru sejak abad ke-12 perdagangan dan lalu lintas di Eropa barat mulai hidup kembali.
                Sifat yang paling utama dari perdagangan Asia dizaman kuno adalah adanya dua golongan pedagang, yaitu pertama, golongan orang kaya, kaum hartawan, yang memasukkan uangnya dalam suatu usaha perdagangan secara isidentil, artinya untuk satu pesanan, misalnya untuk satu perjalanan saja. Kedua adalah golongan saudagar kelontong, golongan pedagang, keliling. Mereka disebut pedagang kelontong karena mereka ikut berkeliling dengan barang dagangan mereka.
                 Golongan pertama memberi uang kepada golongan kedua dan terdiri dari orang atau badan-badan. Golongan kedua yang terdiri dari saudagar kelontong, mereka berdagang keliling keluar negeri dan hanya membawa barang sedikit, cukup untuk diangkut sendiri. Barang-barang perdagangan mengelilingi setengah dunia, sehingga perdagangan bersifat perniagaan dunia. Tetapi saudagar-saudagar tadi tidak mengurus seluruh pengangkutan dari daerah produksi hingga didaerah konsumsi. Di India juga terdapat golongan saudagar kelontong yang menguasai perdagangan. Seringkali penguasa pemerintah disana mencampuri jalannya perdagangan dengan pemungutan bea dan mengadakan “paksaan menimbun barang”. Mereka juga memaksakan suatu hak beli utama terhadap barang-barang yang baru dating dari luar negeri. Saudagar ini kadang-kadang juga mengeksploitir pekerja tangan, system semacam ini disebut system Verlag, (Verlag berarti persekot, uang muka). Sejak dahulu kala yang sangat penting dalam perniagaan India adalah ekspor katun (kapas) dan kain-kain halus. Organisasi industri yang paling baik waktu itu ialah “system Verlag”.
                 Keadaan Mokka pada abad ke-17 yaitu suatu kota pelabuhan dinegeri Arab yang selalu disinggahi oleh kapal-kapal dagang. Dikota ini terdapat perdagangan barang-barang kelontong dan saudagar bangsa asing yang membawa istri dan anak-anaknya keperantauan. Perdagangan dikuasai oleh wali negeri di Mokka. Ia mempunyai hak beli utama dan mengadakan paksaan menimbun. Ada juga perdagangan penduduk Mokka terutama bersifat perdagangan kala. Kota Mokka abad ke-17 sangat menyerupai kota Makala pada tahun 1931, yaitu kota pelabuhan yang terpenting dari negeri Hadhramaut diArabia Selatan. Makala adalah suatu kesultanan pelabuhan yang daerahnya kecil dan terutama hidup dari perdagangan.
                Perdagangan dizaman kuno adalah suatu perdagangan internasional yang melalui pantai dan pelabuhan, maka perdagangan menurut Van Leur diibaratkan sebagai “benang emas halus disepanjang pantai”. Sejarah telah mengenal banyak macam kapitalisme. Bentuk pokok kapitalisme ada dua yaitu kapitalisme modern dan kapitalisme perdagangan. Dizaman kapitalisme perdagangan dahulu, capital tidak mempunyai peranan yang penting seperti sekarang, sedang permintaan dan penawaran belum bersifat missal seperti pada masa ini.


2.       Perdagangan Indonesia di Zaman Kuno
Van Leur berpendapat, bahwa perdaganganIndonesia dizaman kuno ini diselenggarakan oleh kedua golongan saudagar yaitu saudagar kelontong dibawah pengawasan raja dan kepala negeri. Salah satu kunci untuk memperoleh pengertian dalam seluk beluk perdagangan Asia dan Indonesia dizaman kuno ialah kedudukan raja-raja serta kepala negeri yang sangat penting. Perdagangan Indonesia sudah terkenal dari sejarah kuno, yaitu dari Sumatera Tengah abad kelima dan keenam dan dari kerajaan Melayu-Hindu Sriwijaya yag berkembang disekitar Palembang abad ketujuh hingga abad ke-14. Kekuasaan serta kekayaan kerajaan Sriwijaya disebabkan oleh perdagangan internasional melalui Selat Malaka, berhubungan dengan jalan raya perdagangan internasional dari Asia Timur ke Asia Barat dan Eropa yang sejak paling sedikit limabelas abad lamanya mempunyai arti penting dalam sejarah. Srijaya adalah pusat perdagangan penting yang pertama pada jalan raya ini kemudian diganti kota dan terakhir oleh “Batavia, Jakarta dan Singapura”. Kapal-kapal yang lewat diwajibkan Sriwijaya singgah dipelabuhannya, dengan demikian kerajaan mengadakan “paksaan menimbun barang”. Disamping Sriwijaya muncul Negara-negara Jawa terutama di Jawa Tengah dan Timur, tetapi struktur kerajaan ini lain dengan Sriwijaya. Titik beratnya tidak terletak dipantai melainkan didaerah pedalaman. Sejak dahulu kala penduduk pulau Sumatera sedikit dibandingkan dengan pulau Jawa. Di Indonesia sejak dahulukala, kekuasaan kenegaraan berada ditangan raja-raja dan kaum bangsawan. Perdagangan kelontong, dalam hubungan kenegaraan, tergantung dari raja-raja dan kaum bangsawan. Tahun 900 sesudah masehi terdapat perniagaan cengkih, buah pala dan kayu cendana. Dizaman kuno sudah ada perdagangan di Maluku dan Kepulauan Sunda Kecil yang menghasilkan barang-barang hasil bumi.
Di Jawa sejak abad ke-9, titik berat terletak di Jawa Timur. Abad ke-11, dibawah Raja Erlangga, diadakan persiapan untuk keperluan perdagangan laut:aliran hilir. Kali Brantas diperbaiki. Ada pedagang bangsa asing yang berdiam di Jawa, seperti bangsa Keling, Drawida, Singal, Pegu dan Camboja, India Selatan, Sailan, Birma dan Hindia Belakang. Ada tanda-tanda yang menyatakan bahwa Tuhan dalam abad ke-11 mempunyai perdagangan laut. Abad ke-12 kapal-kapal dagang Jawa dan Sumatera sampai di Annam (Hindia Belakang). Di Jawa pada masa itu telah terdapat peredaran uang yaitu uang emas dan perak. Tahun 1200 negeri-negeri diluar Tiongkok yang paling kaya adalah negeri Arab, Jawa dan Sumatera. Pada saat itu kerajaan Kediri telah mengalahkan kebesaran Sriwijaya. Kemunduran pengaruh Hindu ini menyebabkan sifat-sifat kejawaan bertambah kuat. Kebudayaan Hindu-Jawa sebelum tahun 1200 bertitik berat pada “kehinduan” sedang sesudah itu bertitik berat pada “kejawaan”. Kerajaan sesudah Kediri yaitu Kerajaan Singosari (1222-1291) dan Majapahit (1293 - +1500) yang terpokok adalah anasir kejawaan. Tahun 1154 perdagangan Sriwijaya dengan daerah Pantai Timur Afrika. Saudagar-saudagar Sumatera mengambil besi dari Sofala yang didagangkan terus ke India.
Akhir abad ke-13 pergulatan antara Sriwijaya dan Jawa Timur mengenai kekuasaan di Indonesia mulai berkobar. Tahun 1275 pamalayu dimulai, yaitu suatu ekspedisi perang dari Jawa Timur ke Sumatera dengan membawa panji-panji merah dan putih. Tahun 1286 sebuah Negara Melayu yaitu Negara takluk kerajaan Jawa kemudian mengalahkan kerajaan Sriwijaya. Tahun 1300 Sriwijaya kehilangan genting tanah Kra yang direbut oleh raja Siam. Tahun 1325 peranan sriwijaya sebagai suatu pusat internasional sudah berakhir. Tahun 1400 akhir riwayat kerajaan Sriwijaya yang mengharukan sesudah berdiri tujuh abad lamanya. Di Jawa Timur tahun 1300 muncul kerajaan majapahit yang melebarkan sayap kekuasaannya dengan cepat dan mencapai puncak kemegahan pada tahun 1365. Kerajaan Majapahittidak meliputi Kerajaan Pajajaran (+ 1300 - + 1500) diJawa barat dan Jawa Tengah bagian Selatan ditambah dengan semenanjung Malaka dan dikurangi dengan Sulawesi Utara.
Berabad-abad lamanya kota Tuban adlah pelabuhan yang terbesar di Jawa. Abad ke-15 muncullah kota Gresik dimana banyak orang Tionghoa yang kaya. Kota ini menjadi gudang besar rempah-rempah yang berasal dari Maluku. Kemudian perdagangan laut kota Surabaya dan Jepara menjadi penting terutama ekspor beras. Tahun 1440 agama islam sudah sampai diTernate. Sebelum tahun 1500 diMaluku sudah terdapat Negara islam kecil yang merdeka yaitu Jailoo, Tidore, Ternate dan Bajan. Menurut De Graaf, jatuhnya kerajan Majapahit tahun 1478 Masehi tidak disebabkan oleh Negara-negara islam didaerah pesisir melainkan oleh kerajaan Hindu lain yaitu daha Kediriyang melepaskan diri dari Majapahit. Menurut Vlekka, kemajuan perniagaan dalam abad ke-12 besar pengaruhnya terhadap perkembangan kerajaan Kediri menjadi Negara laut yang utama.
Agama islam bisa tersebar ke India dan Indonesia mengikuti jalannya perdagangan disebabkan propaganda para saudagar. Menurut B. Schrieke, perang salib yang mendesak kembali agama islam dari negeri-negeri Barat yang memperbaiki kembali perhubungan Eropa Barat dengan Dunia Timur, dan menyebabkan ramainya perdagangan di Asia malah membantu agama islam meluas kearah timur. Abad ke-12 – abad ke-15 perdagangan laut Indonesia meluas sedang perhubungan perniagaan dengan Eropa Barat melalui jalan perdagangan yeng kuno terselenggara kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar